Kamis, 22 Januari 2015

cerita petang

petang itu awal dimana kehancuran terjadi
petang itu saat dimana semuanya hilang
semua hal yang tersembunyi akhirnya terungkap
kebenaran akan hal yang tidak pernah diketahui
memang sakit , tapi itulah kenyataannya
memang berat , tapi berakhir ketabahan

dari hal itu berarti bahwa ;
Allah swt masih sayang sama kita
Dia tidak ingin kalau kita terjerumus, atau
masuk ke dalam jurang dosa
bersyukurlah bagi kita yang tidak menjalin hubungan
dengan istilah "pacaran"
karena biasanya dari hal kecil itu kita bisa terjerumus
dalam hal-hal yang dapat menimbulkan dosa

para blogger's , berdo'alah semoga kita selalu dalam lindungan dan tetap mendapatkan pertolongan dari-NYA :) aamiin

Jumat, 12 Desember 2014

Waktu siang ini

Ini mimpiku
sejak aku menghadiri pernikahan siang tadi
aku bermimpi dan bercita-cita
agar menikah nanti aku ingin menikah dalam sebuah gedung
banyak keluarga dan sanak saudara datang berhamburan di dalam gedung yang sama
dimana aku dan 'dia' lah raja dan ratunya
'dia' ? belum tau 'dia'nya siapa ?
belum tau , tapi aku berharap agar ada pangeran menunggang kuda putih
datang menjemputku dan memintaku untuk menikah dengannya
uhh, itu masih lama
umurku masih panjang , karirku masih gemilang
aamiin :)
masih banyak waktuku untuk membahagiakan ortuku
Tuhan,
kirimkan aku jodoh yang terbaik untukku
aku yakin takdir, jodoh, rezeki, telah kau gariskan
tapi ikhtiar juga diperlukan
semoga Engkau berada pada orang-orang yang sabar
semoga pangeran yang aku temui tadi
bisa menjadi nyata dan semoga dialah jodohku
aamiin aamiin aamiin :)

Rabu, 10 Desember 2014

Hujan sore hari

Sore ini hujan turun

rasanya hari ini aku sadar

aku ingin hidup seperti air

dia bebas datang dan pergi sesukanya

aku ingin bebas sepertinya

rasanya dia tidak ada beban

tidak ada cobaan

tidak ada tuntutan

#simple_note

Jumat, 19 September 2014

Maaf

Memaafkan bukanlah hal yang mudah memang
Tapi , harus diakui Allah saja Maha Pemaaf kenapa kita tidak ?
Mungkin memang berat tapi inilah kenyataannya
Orang hanyalah manusia biasa yang kadang berbuat salah

Memaafkan adalah suatu hal yang mulia
hal yang baik , dan perbuatan yang terpuji
Semoga kita semua termasuk pada golongan orang-orang yang baik
yang bisa memaafkan kesalahan orang lain

aamiin, share ..

Minggu, 29 Juni 2014

Sahurr

Makna sahur kali ini terasa berbeda , karena aku yang menyiapkan segala sesuatunya
aku merasa lebih sempurna menjadi seorang anak yang berbakti kepada orangtuanya ..
walaupun hanya sebuah menu sederhana , tapi setidaknya bisa membuat senyum indah yang terpancar dari wajah kedua orangtuaku
aku merasa bangga karena sedikit demi sedikit bisa untuk membahagiakan mereka
merasa ingin meringankan beban mereka
terselip sedikit keinginan dalam diri ini untuk bisa menaikkan haji kedua orangtuaku
tapi mungkin itu butuh waktu bertahun-tahun
aku sadar , aku hanyalah orang yang tak punya
tapi mempunyai mimpi untuk membahagiakan kedua orangtua itu bukanlah hal yang mustahil
semoga semua mimpi indah anak Indonesia ini akan tercapai

oh iya, aku sampai lupa
ma'af yaa , aku lupa memotret hasil masakan saya
soalnya keburu ibu bangun , hehe
aku berharap untuk semua anak Indonesia bisa menjadi anak yang membanggakan bagi orangtuanya
termasuk saya , aamiin

Sabtu, 28 Juni 2014

Kerinduan seorang saudara yang tak pernah dianggap

Ya Allah Ya Rabb , kebersamaan seperti inilah yang aku butuhkan
tapi kenapa saudaraku sendiri tidak pernah mau bersamaku
apa salahku ? apa dosaku ?
seringkali kita bermusuhan , bermarahan , tidak pernah akur

Ya Allah Ya Rabb , bimbinglah aku untuk tetap berhuznudzon dijalanmu Ya Allah
mungkin ini memang garis takdirku , tapi apakah harus seperti ini ...
keadaan seperti ini sungguh menyiksaku Ya Rabb , aku merasa sudah tidak mempunyai keluarga lagi

Ya Allah Ya Rabb , ketika aku bersamanya aku selalu jadi nomr terakhir
apa salahku Ya Rabb ? kenapa harus seperti ini jalanku ??

Ya Allah Ya Rabb , mungkin aku bisa tersenyum didepan teman-teman san saudara-saudaraku
tapi dibalik itu semua aku merasa sendiri dan tidak berguna ..

Bahasa Indonesia



PENALARAN SEBAGAI METODE
BERPIKIR ILMIAH DAN LOGIS

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Isriani Hardini, S.S, M.A
Oleh :

Arina Zulfa Sa’ida      (2013113108)
Ferawati Oktaviani     (2013112174)
Fikran Haris Maulana  (2013112119)
Imala Saniyah (2013113)
Mila Karimah (2013113)
Tri Ragil Yuniar Shidiq (2013113115)
Wichdatu Sibthiya (2013113)

Kelas : C

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
JURUSAN SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan penalaran ?
2.      Ada berapa macam jenis penalaran ?
3.      Bagaimana penulisan penalaran deduktif dan penalaran induktif didalam sebuah kalimat dan penulisan ?
4.      Bagaimana cara membedakan penalaran deduktif dan induktif ?
C.    Tujuan Penulisan
Penulisan ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan minat belajar Bahasa Indonesia. Membantu dalam kemampuan berfikir seseorang untuk menganalisa konsep penalaran deduktif dan penalaran induktif.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Penalaran
Ada beberapa pengertian penalaran sebagai berikut :
ü  Proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan.
ü  Proses berpikir untuk menghubungkan fakta atau data sampai dengan suatu simpulan.
ü  Proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru.
Jadi, penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan.[1]
Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk mencapai satusimpulan ini harus berbentuk kalimat pernyataan.[2] Dalam penalaran ada dua istilah yang harus dipahami, yaitu proposisi dan term.
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek dan predikat yang berbentuk kalimat berita yang netral. Sedangkan term adalah kata atau kelompok kata yang dapat dijadikan  subjek atau predikat dalam sebuah kalimat proposisi.[3]
Contoh :          Semua tebu manis (proposisi)
Semua tebu (term)
Manis (term)
B.     Jenis-jenis Penalaran
Pada dasarnya, ada dua macam penalaran karangan, yaitu deduktif dan induktif.
a.       Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah proses berfikir logis yang diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai dan diakhiri dengan fakta atau sikap yang berlaku khusus.[4]
Dalam penalaran deduksi, pernyataan umum sebagai data. Berdasarkan pernyataan itulah kita menarik kesimpulan. Pernyataan yang mendasari kesimpulan disebut premis.
Contoh :
Ada kecenderungan penulis menggunakan tanda koma diantara subjek dan predikat jika namina subjek mempunyai keterangan yang panjang. Penggunaan tanda koma itu tidak benar karena subjek tidak dipisahkan oleh tanda koma dan predikat, kecuali pasangan tanda koma yang mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.
Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tak langsung. Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya, simpulan (konklusi) yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung.[5]
Silogisme disebut juga dengan penalaran deduksi secara tidak langsung. Silogisme memerlukan 2 premis sebagai data, yaitu premis umum (PU) atau premis mayor dan premis khusus (PK) atau premis minor, dan simpulan atau kesimpulan.
Silogisme terbagi atas silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif, dan entimen.
a)      Silogisme kategorikal terdiri atas tiga proporsi, yaitu premis mayor, premis minor dan simpulan.
Contoh :
(1)   Semua minuman keras mengandung alkohol. (mayor)
(2)   Wisky adalah minuman keras. (minor)
(3)   Jadi, wisky mengandung alkohol. (simpulan)
b)      Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis yang berproporsi kondisional hipotesis.
Contoh :
(1)   Jika besi dipanaskan, besi akan memuai. (mayor)
(2)   Besi itu dipanaskan. (minor)
(3)   Jadi, besi itu memuai. (simpulan)
c)      Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proporsi alternatif.
Contoh :
(1)   Dia adalah seorang guru atau dosen. (mayor)
(2)   Dia seorang dosen. (minor)
(3)   Jadi, adia bukan guru. (simpulan)
d)     Entimen adalah silogisme yang salah satu premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena bersifat umum.
Contoh :
(1)   Semua sarjana adalah seorang cerdas. (mayor)
(2)   Roni adalah seorang sarjana. (minor)
(3)   Jadi, Roni adalah orang cerdas. (simpulan)
menjadi entimen :
Roni adalah orang cerdas karena ia (adalah) seorang sarjana.

b.      Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah proses berfikir logis yang diawali dengan pernyataan-pernyataan khusus untuk menghasilkan keputusan, atau kesimpulan yang bersifat umum.
Penalaran Induktif dibagi menjadi tiga macam, yakni : generalisasi, analogi, dan hubungan kausal.

Ø  Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala (data) yang bersifat khusus atau yang sejenis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh :
Besi apabila dipanaskan dalam suhu tertentu akan memuai. Tembaga jika dipanaskan pada suhu tertentu juga memuai. Emas dan perakpun jika dipanaskan akan memuai. Jadi, semua logam jika dipanaskan pada suhu tertentu akan memuai.
Ø  Analogi
Analogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan membandingkan suatu objek sampai kesimpulan yang berlaku umum.
Contoh :
Triana adalah guru bahasa Indonesia SMK Bunda Kandung, lulusan Iniversitas Negeri Jakarta. Ia seorang guru yang provesional. Siswa-siswinya sangat senang karena apa yang diajarkan selalu dipahami dengan baik. Wajarlah kalau nilai ujian nasional bahasa Indonesia siswa-siswi SMK Bunda Kandung selalu baik. Namun, sangat disayangkan tahun ini Ibu Triana harus pindah tugas karena mengikuti suaminya bekerja di Kalimantan. Oleh karena itu, Bapak Usman, kepala sekolah SMK Bunda Kandung, harus mencari guru baru lulusan Universutas Negeri Jakarta dengan harapan ia juga guru yang provesional seperti Ibu Triana.[6]
Ø  Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah proses penalaran yang bertolak dari gejala-gejala yang saling berhubungan satu sama lain.

Contoh :
Jika hujan-hujanan, ia akan sakit kepala
                              atau
Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala

Hubungan kausal ini cenderung mengikuti pola sebab-akibat, akibat-sebab, dan akibat-akibat.
a.       Sebab-akibat
Sebab-akibat ini berpola A menyebabkan B. Di samping itu, hubungan ini dapat pula berpola A menyebabkan B, C, D, dan seterusnya. Jadi, efek dari satu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
Contoh:
Andaikata angin tiba-tiba bertiup (A), dan hujan yang tiba-tiba turun (B), ternyata tidak sebuah mangga pun yang jatuh (E), tentu kita dapat menyimpulkan bahwa jatuhnya buah mangga itu disebabkan oleh lemparan anak-anak (C).
Pola seperti itu dapat kita lihat pada rancangan berikut.
Angin    hujan   lemparan    mangga jatuh
(A)                  (B)         (C)                  (E)
Angin,   hujan             mangga tidak jatuh
(A)                  (B)                              (C)
Oleh sebab itu, lemparan anak menyebabkan mangga jatuh.
b.      Akibat-sebab
Akibat-sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan tetapi, dalam penalaran jenis akibat-sebab ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.
c.       Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu pernalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain.
Contoh :
Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek. Ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah.
Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan, yaitu hari hujan. Pola itu dapat dilihat seperti berikut ini.
Hujan  menyebabkan tanah becek
(A)                          (B)
Hujan   menyebabkan kain jemuran basah[7]
(A)                                              (C)

c.       Salah Nalar
Salah nalar merupakan salah menyimpulkan gejala atau data yang ada, disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya.
Contoh :
(1)   Pak ruslan tidak dapat dipilih sebagai lurah di sini karena dia miskin.
(2)   Kita harus memilih antara demokrasi atau dikatator.
(3)   Kuli pelabuhan jiwanya kasar.

v  Salah nalar deduktif :
PU : Socrates adalah manusia.
PK : Semua manusia akan mati.
S    : Socrates juga akan mati.

v  Salah nalar induktif :
·         Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
·         Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi : semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memilki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya :
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
C.    Perbedaan Penalaran Deduktif dan Induktif
Apabila diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola deduktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)      Letak kalimat utama di awal paragraf
2)      Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus
3)      Diakhiri dengan penjelasan
Contohnya:
Setiap individu bersifat unik. Artinya, ia memiliki perbedaan dengan yang lain. Perbedaan itu bermacam-macam, mulaidari perbedaan fisik, pola berpikir, dan cara merespons atau mempelajari hal yang baru. Dalam hal ini, misalnya dalammenyerap pelajaran, ada individu yang cepat dan ada yanglambat.
Apabila diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola induktif memiliki ciri-cirisebagai berikut :
1)      Letak kalimat utama di akhir paragraf
2)      Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum
3)      Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan
Contoh:
Tidak sedikit para pelajar yang memiliki penyakit malasmembaca. Banyak ilmu yang tidak tergali oleh mereka. Merekahanya mengandalkan peran guru dalam menerima ilmu. Kondisitersebut sungguh memprihatinkan. Minat baca buku di kalanganpelajar masih rendah. Berdasarkan paragraf tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut.



BAB III
PENUTUP
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Induksi dan penalaran deduktif.
Penalaran Induktif adalah proses berfikir logis yang diawali dengan pernyataan-pernyataan khusus untuk menghasilkan keputusan, atau kesimpulan yang bersifat umum. Prosesnya disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan klausal.
Penalaran Deduktif adalah proses berfikir logis yang diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai dan diakhiri dengan fakta atau sikap yang berlaku khusus. Prosesnya disebut Deduksi. Jenis penalaran Deduktif ini diantaranya ada Silogisme dan Entinem.


DAFTAR PUSTAKA

A.    Buku
1.      M.M. Drs. Husin dan Rita Zahara, Dra. Eni. 2009. SPM Bahasa Indonesia SMK dan MAK, Jakarta: Erlangga.
2.      Arifin M. Hum, Dr. Zaenal. dan Tasai, M. Hum, Drs. S. Amran. 2003. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Akademika Presindo.

B.     Internet
1.       


[1] Dr. Zaenal Arifin, M. Hum. dan Drs. S. Amran Tasai, M. Hum, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akademika Presindo, 2003), hlm 137
[2] Ibid
[3] Ibid
[4] Drs. Husin, M.M dan Dra. Eni Rita Zahara, SPM Bahasa Indonesia SMK dan MAK, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 3
[5] Ibid, hlm. 144
[6] Ibid
[7] Ibid, 152-154